Ali Mochtar Ngabalin Sebut SBY adalah Tokoh yang Baperan

Setelah diangkat sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin terkesan menjadi tembok Pemerintah Indonesia, khususnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari serangan dari orang-orang yang berasal dari partai-partai oposisi.
Bahkan tidak jarang Ngabalin mementahkan tudingan sekelompok orang yang mencoba menjatuhkan kredibilitas serta menurunkan elektabilitas Jokowi. Contohnya saja ketika Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menuding bahwa di era Jokowi, para aparatur negara, seperti BIN, Polri dan TNI bersikap tidak netral pada saat akan digelarnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Ngabalin langsung berkomentar yang cukup menohok.
Menurut Ngabalin, apa yang dilontarkan SBY tersebut hanyalan ungkapan perasaan saja tanpa didukung dengan fakta atau bukti jelas. Dikarenakan hal itu, Ngabalin yang memang terkenal cukup ‘berani’ dan ‘vokal’ menyebut bahwa SBY adalah sosok yang baperan atau mudah terbawa perasaan.
“Coba lihat kemarin itu luar biasa perasaan yang dia pakai. Baperan (bawa perasaan) gitu. Jangan fitnah, menuduh. Jangan berteriak di luar, kasian energinya habis,” kata Ngabalin.
Ngabalin sendiri juga sependapat dengan Jokowi jika memang ada pihak-pihak yang tidak setuju dan ingin memberikan segala kritikan, saran atau masukan, maka dapat disampaikan melalui pihak yang lebih berkompeten atau melalui parlemen.
Ngabalin juga yakin bahwa segala bentuk kritikan ataupun masukan dan saran yang masuk akan diperhatikan oleh pemerintah, asalkan semuanya memiliki landasan kuat dan sesuai fakta yang ada.

“Coba lihat, ada data fakta yang disampaikan ke Kapolri, beliau tidak segan mencopot teman yang ada di daerah,” lanjutnya.

Dilanjutkannya lagi, Ngabalin menyarankan agar SBY tidak perlu terlalu ‘berisik’ dengan memunculkan isu-isu bermacam-macam yang mana dapat menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Menurut Ngabalin, jika memang ada ketidakberesan, pastilah masyarakat dapat memberikan nilai.
Selain itu, Ngabalin juga mengajak semua pihak untuk tidak terpancing dengan ucapan-ucapan atau juga isu-isu yang mengarah kepada perpecahan dan ketidakharmonisan bangsa, terlebih saat akan digelarnya berbagai agenda politik di Tanah Air ini.
“Siapapun, para politisi dari partai mana dan siapapun Anda, jangan menjadi pengadilan dengan kehendaknya sendiri. Sabar dan tetap teduh, wahai para tokoh,” kata Ngabalin.
Jokowi sendiri juga sudah mengungkapkan pendapatnya mengenai tudingan ada pihak dari BIN, Polri dan TNI yang tidak netral. semua pihak, terlebih yang menjadi aparatur negara harus bersifat netral dan hal tersebut adalah harga mati. 
“Netralitas TNI, Polri, BIN itu adalah bersifat mutlak dalam penyelenggaraan pemilu maupun pilkada. Dan ini sudah saya tegaskan untuk disampaikan ke jajaran yang ada di Polri, TNI, BIN. Sudah saya sampaikan kepada KaBIN, Kapolri dan Panglima. Jadi tidak usah tanyakan lagi dan saya juga mengajak masyarakat untuk sama-sama mengawasi. Marilah kita sama-sama mengawasi,” ucap Jokowi.
“Ya kan ada ketentuannya. Kalau dilihat ada yang tidak netral, silakan dilaporkan ke Bawaslu. Sudah, jelas sekali saya kira.”
Sebelumnya, SBY mengatakan bahwa ada aparatur negara seperti BIN, Polri dan TNI dianggap tidak netral saat digelarnya Pilkada serempak pada tahun 2018 ini atau akan diadakannya Pilpres tahun depan.
“Yang saya sampaikan itu bukan isapan jempol belaka, tidak ada niat seorang SBY menuduh, melebih-lebihkan, mendramatisasi apalagi duhli, tuduh liar, itu bukan DNA saya, saya hati-hati dalam berbicara. Tapi yang saya sampaikan ini cerita tentang ketidak netralan elemen atau oknum dari BIN, TNI, Polri, itu nyata adanya, ada kejadian, bukan hoax, sekali lagi, ini oknum,” ungkap SBY.
“Oleh karena itu saudara-saudaraku, pada pilkada serentak ini saya mohon dengan segala kerendahan hati netralah negara, netrallah pemerintah, netrallah BIN, Polri dan TNI. Saya juga berharap rakyat kita berani menolak semua tindak kecurangan termasuk ketidaknetralan, biarlah rakyat menggunakan haknya,siapa pun yang disukai, yang diyakini bisa memimpin. Ini permohonan dan harapan saya. Kalau tidak, Allah juga mendengarkan ucapan saya.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *