Yang pertama terlintas saat mendengar Nusa Tenggara mungkin laut dan keindahan pulaunya. Padahal banyak sekali keindahan wisata budaya yang bisa disaksikan di Nusa Tenggara. Salah satunya adalah rumah adat yang unik dan khas.
Berikut 5 rumah adat yang ada di Nusa Tenggara:
-
Rumah Adat Bale Bonder
Bale Bonder biasanya diperuntukkan untuk tempat hunian untuk para pejabat desa atau dusun. Terkadang rumah adat ini juga dipakai menjadi ruang untuk mengadili kasus yang berkaitan dengan hukum adat.
Rumah adat ini berbentuk bujur sangkar dan memiliki tiang penyangga antara 9-18 tiang. Ciri khas yang unik dari rumah ini adalah atapnya yang berbentuk seperti kopyah hitam. Material yang digunakan untuk dinding dan atapnya terbuat dari bambu.
-
Rumah adat Dalam Loka
Rumah adat Dalam Loka berasal dari Nusa Tenggara Barat. Nama “Dalam Loka” berasal dari bahasa Sumbawa yang artinya istana dunia. Nama ini dipakai karena di masa kesultanan Sumbawa dulu, rumah ini dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan juga tempat hunian para raja.
Di Nusa Tenggara Barat, agama Islam sangat mempengaruhi budaya dan cara hidup. Termasuk juga dalam hal pembangunan rumah adat ini. Hal ini dapat terlihat dari tiang penyangga pada rumah yang berjumlah 99, yaitu sama dengan Asmaul Husna.
-
Rumah Adat Berugaq Sekepat
Rumah Adat Berugaq Sekepat adalah rumah adat dari suku Sasak. Rumah adat ini fungsinya sama seperti pendopo atau paviliun jika di arsitektur modern.
Keunikan dari rumah ini adalah tidak memiliki dinding. Yang ada hanya 4 tiang yang digunakan untuk menopang rumah adat. Rumah ini juga memiliki kolong dengan tinggi 40-50 cm dari tanah. Lantainya terbuat dari bilah bambu yang dianyam menggunakan tali pintai.
Awal mula munculnya Berugaq Sekepat adalah karena membutuhkan ruangan atau rumah untuk menerima tamu atau orang asing. Hal ini disebabkan karena tradisi masyarakat Sasak yang tidak mau menerima sembarang orang asing masuk ke dalam rumah. Berugaq Sekepatjuag sering disebut Balai Bengong.
Selain untuk menerima tamu, Berugaq Sekepat juga digunakan sebagai tempat untuk bermusyawarah atau acara meminang kekasih.
-
Rumah Adat Bale Jajar
Rumah adat ini juga merupakan rumah adat suku Sasak, yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas. Rumah ini dindingnya terbuat dari anyaman bambu dan jerami untuk atapnya.
Untuk denah bagian dalam rumah, terdiri dari dua bagian, yaitu Dalem Bale dan Sesangkong. Dalem Bale adalah ruangan untuk aktivitas pemilik sehari-hari. Sedangkan Sesangkong berfungsi untuk tempat menyimpan bahan makanan dan keperluan rumah tangga. Sesangkong juga biasanya dipakai sebagai serambi atau teras.
-
Rumah Adat Bale Lumbung
Keunikan dari rumah adat ini adalah bukan untuk tempat hunian, namun berfungsi sebagai gudang untuk menyimpan hasil panen. Bentuknya seperti rumah panggung dengan tinggi kolong sekitar 1 meter, dengan tujuan agar hasil panen aman dari banjir dan serangan hama.
Tidak hanya itu, keunikan lain datang dari bentuk atapnya yang seperti pelana. Di bagian atas atap berbentuk runcing dan lebar di bagian bawah. Atapnya terbuat dari jerami atau alang-alang, sedangkan dindingnya terbuat dari anyaman bambu.